Minggu, 05 September 2010

Review Artikel

Review Artikel KOTA LAMA MENGGALA, TULANG BAWANG

(Satu Pusat Perdagangan di Lampung Pada Abad XVIII - XIX)


Masjid Agung Manggala

Kota Menggala merupakan ibukota kabupaten dari Tulang Bawang. Menggala adalah satu-satunya kota yang terletak di tepian sungai. Sungai Wae Tulang Bawang ini mengalir dari arah barat kemudian berbelok ke selatan selanjutnya ke timur dan ke utara. Sedangkan permukiman penduduk terdapat pada tepi sungai sebelah selatan dan timur.

Awal pertumbuhan kota atau embrio kota ini berasal dari masyarakat yang bermukim di Lengak. Masyarakat Lengak kemudian pindah ke hilir di Rantau Tejang atau yang sekarang disebut dengan Menggala. Perkembangan selanjutnya munculah tiga buah kampong , yakni kampung Lingai, kampung Kibang, dan Lebuh Dalem. Tiga kampung ini lah yang merupakan kampung pertama dan disebut sebagai kota lama Menggala. Setelah itu, perkembangan kota Menggala ini semakin pesat. Banyak penduduk yang berdatangan dan mendirikan kampung baru. Tidak hanya dari sekitar Menggala saja yang datang, namun ada juga yang datang dari bugis dan Palembang.

Pada sekitar tahun 1512-1515 Menggala menjalin hubungan perdagang dengan Kerajaan Sunda. Namun Kerajaan Sunda mengalami kemunduran, dan kedudukannya digantikan oleh Banten. Saat itu, lada merupakan komoditas utama. Banten sangat bergantung pada kiriman lada yang dikirim oleh Menggala. Sehingga Tulang Bawang diberi hak otonomi, sedangkan untuk lada sepenuhnya menjadi urusan Banten. Namun setelah VOC datang, VOC memonopoli perdagangan lada dengan cara membangun benteng dengan dalih mencegah serangan Bugis dan Palembang. Taktik yang digunakan VOC ini berhasil, terbukti dengan diberikannya monopoli perdagangan lada dari para penyimbang di daerah Lampung kepada VOC. Namun, dengan adanya monopoli tersebut membawa dampak positif pula bagi Menggala. Menggala menjadi ramai dan menjadi pusat perdagangan lada di Lampung. Pada tahun 1920, dibuka jalur kereta api antara Tanjung Karang – Palembang. Keadaan ini menyebabkan beralihnya transportasi dari transportasi sungai menjadi transportasi darat. Akibatnya Menggala menjadi kota yang terpencil dan akhirnya mengalami stagnasi.

Dari sejarah singkat Kota Menggala tersebut, dapat kita ambil kesimpulan bahwa awal dari pertumbuhan Kota Menggala berawal dari sekelompok hunian yang tinggal pada tepian sungai. Hal ini dikarenakan untuk dapat mempermudah kebutuhan air dan transportasi masyarakat Manggala khususnya dalam hal perdagangn lada. Pusat perdagangan lada yang ada juga merupakan salah satu ciri fisik sebuah kota, yakni sebagai pusat kegiatan, baik ekonomi, perdangan, maupun pusat kegiatan penting lainnya. Selain itu, kita juga dapat menyimpulkan bahwa fungsi kota Menggala sama seperti fungsi kota tua lainnya (Babilonia) yakni sebagai benteng, pusat perdagangan hasil bumi, dll.

Secara morfologi, Menggala merupakan sebuah kota yang terbentuk secara spontan. Namun, setelah masuknya VOC perkembangan Kota Menggala mulai terencana. Hal ini bisa dilihat dari mulai banyaknya pembangunan yang dilakukan, seperti : benteng, prasarana transportasi, dan berbagai fasilitas umum dibangun mengikuti kebutuhan. Dalam hal ini, selalu mengikuti kecenderungan kebutuhan penguasa. Ini mencerminkan bahwa city is never complete. Sebuah kota tidak pernah berhenti untuk terus berkembang. Kota selalu mengalami pertumbuhan dan selalu merasa kurang.

Pada awalnya morfologi kota Menggala berbentuk pita. Peranan jalur transportasi darat berupa jalan raya yang memanjang sejajar dengan aliran sungai, sangat dominan dalam mempengaruhi perkembangan kota. Namun, setelah dibukanya jalur transportasi lintas timur trans Sumatera. Morfologi Menggala ini berubah menjadi seperti Gurita. Perluasan jaringan transportasi darat makin dirasakan pada daerah-daerah yang semula belum terjangkau alat-alat angkut. Jalur transportasi tidak hanya memanjang seperti pita tetapi sekarang sudah ke berbagai arah.

Dengan dibukanya trans Sumatra yang melewati Kota Menggala, merupakan titik terang kebangkitan dari Kota Menggala. Kini Manggala berkembang menuju kota yang modern. Diharapkan dengan bangkitnya Kota Menggala ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, hal yang tak kalah penting adalah tidak menghilangkan jati diri Menggala sebagai kota tua yang bersejarah.

Read Comments